Thursday 15 March 2012

Cara-cara mengkhusyukkan solat

Cara-cara mengkhusyukkan solat ini dipetik daripada buku ‘Hidup Bertaqwa’ yang ditulis oleh Al-Ustaz Hj. Ismail Kamus. Marilah kita sama-sama renungkan dan amalkan semoga solat kita diterima olehNya, Insyaallah. Mudah-mudahan solat kita tidak menjadi kain buruk yang dilemparkan ke muka kita akibat tidak khusyuk.

1. Sentiasa melaksanakan solat secara berjemaah.
2. Menjaga makan minum terjamin halalnya.
3. Memperbanyakkan sedekah kepada fakir miskin.
4. Jangan bersolat dengan menangguh untuk membuang air besar atau air kecil dan perkemaskan segala urusan supaya tidak timbul kebimbangan dalam solat.
5. Mengambil wudhu’ dengan sempurna supaya air mengenai semua anggota yang wajib serta mengingati niat atau doa apakala air melalui di tiap-tiap anggota.
6. Memakai pakaian yang bersih dan suci.
7. Tempat sujud dipastikan tiada gambar yang mengganggu fikiran.
8. Mengingati mati dan kemungkinan itu merupakan solat yang terakhir sekali dalam hidup.
9. Menyedari bahawa ia sedang berhadapan dengan Allah yang Maha Agung dan Maha Mengetahui segala rahsia hambaNya.
10. Memenuhkan dada dengan perasaan takut dan rendah diri terhadap Allah yang melihat segala gerak geri kita.
11. Memahami segala bacaan dalam solat termasuk ayat-ayat Quran dan segala zikir.
12. Sebelum mengangkat takbir, membaca surah An-Nas, salawat ke atas Nabi S.A.W., Istighfar dan apa-apa bacaan untuk menjauhkan gangguan syaitan.
13. Memandang ke tempat sujud dan tidak terlalu banyak menggerakkan anggota dan berpaling semasa dalam solat.
14. Memusatkan seluruh ingatan kepada solat.
15. Memanjangkan sedikit tempoh semasa ruku’ dan sujud.
16. Memastikan tidak ada gangguan di dalam kawasan kita bersolat.
17. Jangan memandang ke kiri dan ke kanan

***credit:jalansufi.com

Tuesday 13 March 2012

Kisah Sejarah Kesombongan Azazil

Dalam sebuah kitab karangan Imam al-Ghazali disebutkan bahwa ada Iblis sebelum dilaknat oleh Allah. Cerita tentang kesombongan, tentang takabur, tentang selalu berbangga diri pun, adalah sebuah kisah yang lebih tua dibanding penciptaan manusia. Ia hadir dan berawal ketika manusia masih dalam perencanaan penciptaan. Karena hanya para malaikat makhluk yang diciptakan sebelum manusia, kesombongan sejatinya berhulu dari malaikat.

ADALAH Azazil, malaikat yang dikenal penduduk surga karena doanya mudah dikabulkan oleh Allah. Karena selalu dikabulkan oleh Allah, bahkan para malaikat pernah memintanya untuk mendoakan agar mereka tidak tertimpa laknat Allah.

Tersebutlah suatu ketika saat berkeliling di surga, malaikat Israfil mendapati sebuah tulisan "Seorang hamba Allah yang telah lama mengabdi akan mendapat laknat dengan sebab menolak perintah Allah." Tulisan yang tertera di salah satu pintu surga itu, tak pelak membuat Israfil menangis. Ia takut, itu adalah dirinya. Beberapa malaikat lain juga menangis dan punya ketakutan yang sama seperti Israfil, setelah mendengar kabar perihal tulisan di pintu surga itu dari Israfil. Mereka lalu sepakat mendatangi Azazil dan meminta didoakan agar tidak tertimpa laknat dari Allah. Setelah mendengar penjelasan dari Israfil dan para malaikat yang lain, Azazil lalu memanjatkan doa.

"Ya Allah. Janganlah Engkau murka atas mereka."

Di luar doanya yang mustajab, Azazil dikenal juga sebagai Sayidul Malaikat alias penghulu para malaikat dan Khazinul Jannah (bendaharawan surga). Semua lapis langit dan para penghuninya, menjuluki Azazil dengan sebutan penuh kemuliaan meski berbeda-beda.

  • >Pada langit lapis pertama , ia berjuluk Aabid, ahli ibadah yang mengabdi luar biasa kepada Allah pada langit lapis pertama,
  • >Di langit lapis kedua, julukan pada Azazil adalah Raki atau ahli ruku kepada Allah,
  • >Di langit lapis ke tiga, ia berjuluk Saajid atau ahli sujud,
  • >Di langit ke empat ia dijuluki Khaasyi karena selalu merendah dan takluk kepada Allah,
  • >Di langit lapis kelima menyebut Azazil sebagai Qaanit Karena ketaatannya kepada Allah,
  • >Di langit keenam Gelar Mujtahid, karena ia bersungguh-sungguh ketika beribadah kepada Allah.
  • > Pada langit ketujuh, ia dipanggil Zaahid, karena sederhana dalam menggunakan sarana hidup.

Selama 120 ribu tahun, Azazil, si penghulu para malaikat menyandang semua gelar kehormatan dan kemuliaan, hingga tibalah ketika para malaikat melakukan musyawarah besar atas undangan Allah. Ketika itu, Allah, Zat pemilik kemutlakan dan semua niat, mengutarakan maksud untuk menciptakan pemimpin di bumi.

"Sesungguhnya Aku hendak menciptakan seorang khalifah (pemimpin) di muka bumi."

begitulah firman Allah.(QS. Al Baqarah : 30)

Semua malaikat hampir serentak menjawab mendengar kehendak Allah.

"Ya Allah, mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di muka bumi, yang hanya akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau." (QS. Al Baqarah : 30)

Allah menjawab kekhawatiran para malaikat dan meyakinkan bahwa,

"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al Baqarah : 30)

Allah lalu menciptakan manusia pertama yang diberi nama Adam. Kepada para malaikat, Allah memperagakan kelebihan dan keistimewaan Adam, yang menyebabkan para malaikat mengakui kelebihan Adam atas mereka. Lalu Allah menyuruh semua malaikat agar bersujud kepada Adam, sebagai wujud kepatuhan dan pengakuan atas kebesaran Allah. Seluruh malaikat pun bersujud, kecuali Azazil.

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir" (Al Baqarah: 34)

Bersemi Sejak di Awal Surga

Sebagai penghulu para malaikat dengan semua gelar dan sebutan kemuliaan, Azazil merasa tak pantas bersujud pada makhluk lain termasuk Adam karena merasa penciptaan dan statusnya yang lebih baik. Allah melihat tingkah dan sikap Azazil, lalu bertanya sembari memberi gelar baru baginya Iblis. "Hai Iblis, apakah yang menghalangimu untuk bersujud
kepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri (takabur) ataukah kamu merasa termasuk orang-orang yang lebih tinggi?" Mendengar pernyataan Allah, bukan permintaan ampun yang keluar dari Azazil, sebaliknya ia malah menantang dan berkata:

(gambaran rangkuman dari beberapa sumber (buku dan narasumber) :

"Wahai Allaah ..... bagaimana aku bisa sujud kepada adam sedangkan Engkau sendiri telah membisikkan sesuatu kepadaku bahwa ini adalah bagian kehendakMu..
bagaimana bisa aku sujud kepada yang selain Engkau ....Selama ini aku dan Engkau adalah satu dan pengetahuanMu adalah pengetahuanku ...dalam keKuasaanMu ...

Bagaimana aku bisa sujud kepada makhluk yang akan menumpahkan darah dan permusuhan ..... bagaimana aku bisa sujud kepada makhluk yang hanya sedikit saja diantara mereka yang akan Mengagungkan Engkau ....bagaimana aku bisa sujud kepada adam dan anak cucunya yang kelak sebagian besar dari mereka akan memusuhi agama Engkau .... sedangkan pengetahuan ini adalah Engkau sendiri yang membukakannya untukku .... "Ya Allah,sungguh Engkau telah ciptakan aku dari 'api yang menyala' dan Engkau ciptakan dia dari 'tanah' .... aku tidak akan sujud kepada dia .."



""SUJUDLAH KAMU KEPADA ADAM""



"Demi KeBesaranMu ... aku tidak akan sujud kepada yang selain Engkau"



""SUJUDLAH KAMU KEPADA ADAM""



"Sungguh hanya kepadaMu saja hamba bersujud"

Mendengar jawaban Azazil yang sombong, Allah berfirman.

"Keluarlah kamu dari surga. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang diusir".

Azazil alias Iblis, sejak itu tak lagi berhak menghuni surga. Kesombongan dirinya, yang merasa lebih baik, lebih mulia dan sebagainya dibanding makhluk lain telah menyebabkannya menjadi penentang Allah yang paling nyata. Padahal Allah sungguh tak menyukai orang-orang yang sombong.

"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."

Bibit kesombongan dari Azazil sejatinya sudah bersemai sejak Israfil dan para malaikat mendatanginya agar mendoakan mereka kepada Allah. Waktu itu, ketika mendengar penjelasan Israfil, Azazil berkata,

"Ya Allah! Hamba-Mu yang manakah yang berani menentang perintah-Mu, sungguh aku ikut mengutuknya."

Azazil lupa, dirinya adalah juga hamba Allah dan tak menyadari bahwa kata "hamba" yang tertera pada tulisan di pintu surga, bisa menimpa kepada siapa saja, termasuk dirinya.

Lalu, demi mendengar ketetapan Allah, Iblis bertambah nekat seraya meminta kepada Allah agar diberi dispensasi. Katanya,

"Ya Allah, beri tangguhlah aku sampai mereka ditangguhkan."

Allah bermurah hati, dan Iblis mendapat apa yang dia minta yaitu masa hidup panjang selama manusia masih hidup di permukaan bumi sebagai khalifah. Dasar Iblis, Allah yang maha pemurah, masih juga ditawar. Ia lantas bersumpah akan menyesatkan Adam dan anak cucunya, seluruhnya, Kecuali hamba-hambaMu yang mukhlis di antara mereka.

" Maka kata Allah, "Yang benar adalah sumpah-Ku dan hanya kebenaran itulah yang Kukatakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka jahanam dengan jenis dari golongan kamu dan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka semuanya."

Menular pada Manusia Korban pertama dari usaha penyesatan yang dilakukan Iblis, tentu saja adalah Adam dan Hawa. Dengan tipu daya dan rayuan memabukkan, Nabi Adam as. dan Siti Hawa lupa pada perintah dan larangan Allah. Keduanya baru sadar setelah murka Allah turun. Terlambat memang, karena itu Adam dan Hawa diusir dari surga dan ditempatkan di bumi. Dan sukses Iblis menjadikan Adam dan Hawa sebagai korban pertama penyesatannya, tak bisa dilihat sebagai sebuah kebetulan. Adam dan Hawa, bagaimanapun adalah Bapak dan Ibu seluruh manusia, awal dari semua sperma dan indung telur. Mereka berdua, karena itu menjadi alat ukur keberhasilan atau ketidakberhasilan Iblis menyesatkan manusia. Jika asal usul seluruh manusia saja, berhasil disesatkan apalagi anak cucunya.

Singkat kata, kesesatan yang di dalamnya juga ada sombong, takabur, selalu merasa paling hebat, lupa bahwa masih ada Allah, juga sangat bisa menular kepada manusia sampai kelak di ujung zaman.

Di banyak riwayat, banyak kisah tentang kaum atau umat terdahulu yang takabur menentang dan memperolokkan hukum-hukum Allah, sehingga ditimpakan kepada mereka azab yang mengerikan. Kaum Aad, Tsamud, umat Nuh, kaum Luth, dan Bani Israil adalah sedikit contoh dari bangsa-bangsa yang takabur dan sombong lalu mereka dinistakan oleh

Allah, senista-nistanya. Karena sifat takabur pula, sosok-sosok seperti Fir'aun si Raja Mesir kuno, Qarun, Hamaan dan Abu Jahal juga mendapatkan azab yang sangat pedih di dunia dan pasti kelak di akhirat.

Pada zaman sekarang, manusia sombong yang selalu menentang Allah bukan berkurang, sebaliknya malah bertambah. Ada yang sibuk mengumpulkan harta dan lalu menonjolkan diri dengan kekayaannya. Yang lain rajin mencari ilmu, namun kemudian takabur dan merasa paling pintar. Sebagian berbangga dengan asal usul keturunan; turunan ningrat, anak kiai, dan sebagainya. Ada juga yang merasa diri paling cantik, paling putih, paling mulus dibanding manusia lain. Mereka yang beribadah, shalat siang malam, puasa, zakat dan berhaji merasa paling saleh dan sebagainya. Ada yang meninggalkan perintah-perintah Tuhan hanya karena mempertahankan dan bangga dengan budaya warisan nenek moyang, dan seolah-olah segala sesuatu di luar budaya itu tak bernilai. Tak sedikit juga yang mengesampingkan larangan-larangan Allah hanya karena menguber era laju zaman modern yang selalu dibanggakan. Sebagai manusia, orang-orang semacam itu tak bermanfaat sama sekali. Mata jasmani mereka memang melihat, tapi mata hatinya sudah buta melihat kebenaran dan kebesaran Allah. Allah telah dijadikan nomor dua, sementara yang nomor satu adalah diri dan makhluk lain di sekitar dirinya. Hati mereka menjadi gelap tanpa nur iman sebagai pelita. Akal mereka tidak dapat membedakan antara yang hak (benar) dengan yang batil (salah).

"Kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri (takabur)"
(Al Muddatstsir: 23).

Iblis sebagai pelopor sifat takabur selalu mendoktrin kepada siapa saja sifat takabur, dan mewariskannya kepada jin dan manusia. Tujuannya jelas, untuk menyebarkan sumpah (Iblis) pada golongannya sebagaimana golongan setan dari jenis jin. Setan tentu dominan untuk menjerumuskan dan menyesatkan bangsa jin, begitu pula setan dari golongan jenis manusia, sangat dominan untuk menjerumuskan dan menyesatkan bangsa manusia.

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai" (Al Araaf: 179).

Penawar Takabur

Seperti penyakit hati yang lain, mengobati sifat dan sikap sombong bukan perkara mudah. Tak ada dokter, tabib, atau sinse yang sanggup mengobatinya. Dari yang tidak mudah itu, ada beberapa yang bisa disebut sebagai obat mengatasi sombong atau takabur.

Pertama adalah Tawadu atau merendahkan hati. Hanya dengan sikap rendah hati, meyakini tak ada yang lebih dan tak ada yang patut dibanggakan dari diri dan apapun yang diperbuat diri, semua kesombongan bisa disingkirkan. Sikap tawadu bisa mengimbangi dan menetralkan jiwa dari sifat takabur, karena hanya dengan rendah hati manusia bisa melaksanakan perintah Allah. Seorang yang selalu rendah hati, maka padanya tidak akan ada rasa congkak dan besar diri apalagi merasa lebih dari yang lain. Ia senantiasa meyakini sesuatu yang istimewa pada dirinya atau orang lain, semata karena anugerah Allah.

Kedua adalah Tawakal melawan sombong. Dengan tawakal alias berserah diri sepenuhnya kepada Allah maka akal akan menyadari dan hati akan meyakini, semua yang terjadi pada manusia dan seluruh makhluk adalah atas kehendak Allah dan karena itu tak layak bagi manusia untuk menyombongkan diri selain hanya berpasrah pada Allah. Sifat takabur senantiasa mengajak manusia untuk berbuat ingkar kepada Allah, sebaliknya tawakal senantiasa menyuruh manusia berbuat menurut ketentuan Allah.

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakal kepada-Nya." (Ali 'Imran: 159).

Ibarat manusia, maka akan didapati tawadu adalah sebagai ruh, dan tawakal sebagai jasad. Karena menyangkut tentang kesempurnaan dimensi batiniah dan dimensi jasmaniah, maka sangat jelas keberadaan dua sifat ini (tawadu dan tawakal) sangat menentukan untuk menuetralkan keberadaan nafsu (jiwa) yang bertempat antara ruh dan jasad (lahiriah dan batiniah), termasuk sifat sombong. Karena itu jika ruh dan jasad tadi tak bersatu, sulit bagi manusia bisa mencapai derajat sebagai manusia utuh atau insan kamil.

NUR

Ditanyakan oleh malaikat: Adakah nur itu pada Nabi Adam? Jawab Allah:Dengan nur ini, Aku anugerahkan kepada Adam martabat yang tinggi.
Ditanyakan oleh malaikat: Adakah nur itu pada Nuh? Jawab Allah: Dengan nur ini Nabi Nuh dapat selamat dari tenggelam dan binasalah orang-orang yang memungkirinya dari ahli keluarga dan kerabatnya.

Ditanyakan oleh malaikat: Adakah nur ini pada Nabi lbrahim? Jawab Allah:Dengan nur ini Nabi lbrahim sanggup menyampaikan hujjahnya dengan mengalahkan para penyembah berhala dan bintang-bintang.

Ditanyakan oleh malaikat: Adakah nur ini pada Nabi Musa? Jawab Allah: Musa itu adalah saudaranya, tetapi nur ini adalah kekasih-Ku dan Musa adalah penerima firman-Ku dan yang berbicara dengan-Ku.

Ditanyakan oleh malaikat: Adakah nur ini pada Nabi Isa? Jawab Allah: Dengan nur ini Nabi lsa membawa kabar akan kelahiran nur ini di antara dengan kenabiannya dalam jarak waktu sangat dekat, bagaikan mata dengan alis.

Ditanyakan oleh malaikat: Lantas siapakah kekasih mulia yang telah Engkau hiasi dengan hiasan ketenteraman, Engkau beri mahkota bari mahkota kewibawaan dan kemegahan dan Engkau kibarkan bendera kepemimpinan di atasnya?

Jawab Allah: Dialah seorang nabi yang telah aku pilih dari keturunan Luay bin Ghalib.

Yang ayah dan ibunya telah meninggal dunia, kemudian diasuh oleh kakeknya, kemudian oleh pamannya yaitu saudara kandung ayahnya yang bernama Abu Thalib.

~~~~~~

Nabi saw. diutus oleh Allah di negeri Tihamah(Makkah) di antara saat menjelang datang hari kiamat. Pada punggungnya ada tanda kenabian. BiIa berjalan awan senantiasa melindunginya dan perintahnya dipatuhi oleh awan.

Dahinya bercahaya cemerlang, rambutnya bagaikan malam gelap gulita / hitam pekat.

Bagaiknn huruf alif bentuk mancung hidungnya, bagaikan huruf mim bulat mulutnya, bagaikan huruf nun lengkung alisnya.

Pendengarannya dapat mendengar geritan qalam di Lauh Mahfuzh, penglihatannya sampai ke langit tujuh.

Kedua telapak kakinya dicium unta, maka lenyaplah rasa sakit serta bala’ musibah yang diderita oleh unta itu,

Binatang biawak dan lainnya beriman kepadanya dan bersalam kepadanya pepohonan, berbicara dengannya batu-batuan, batang kurma meratap kepadanya bagaikan rintihan kesedihan seorang pecinta.

Kedua tangannya menatap menampakkan berkahnya pada makanan dan minuman.

Hatinya tidak lalai dan tidak pula tidur, tetapi senantiasa mengabdi dan ingat kepada Allah

Bila disakiti, beliau mengampuni dan tidak membalas dendam,

Bila dihina, beliau hanya diam dan tidak menjawab,

Allah mengangkatnya ke martabat yang lebih mulia / tinggi,

Dengan kendaraan yang tak pernah dipakai oleh siapa pun, sebelum dan sesudahnya.

Pada golongan malaikat, ketinggian derajatnya melebihi yang lain.

Maka ketika Nabi naik melalui dua alam dan berpisah dari dua alam, sampailah yang ke tempat ketinggian yang bagaikanjarak dua busur panah, maka Aku-lah yang menghibur dan berbicara kepadanya.

Maulid Ad Diba'i


***Credit:Jalansufi.com

Monday 30 January 2012

Golongan Pembaca Al-Quran

Tingkat atau golongan pembaca Quran dapat dibahagikan 6 tingkat, mari kita perhatikan diri kita berada ditingkat yang mana, tergolong dari tingkat yang tinggi atau yang paling rendah?

GOLONGAN YANG LALAI

AL-GHAFILIN: Pembaca sekitar 1-9 ayat.
Golongan paling rendah ialah orang-orang yang membaca Quran kurang dari 10 ayat pada setiap malam, ini berdasar kenyataan Tamim Ad-Dhari yang pernah berkata yang maksudnya: “Siapa membaca sepuluh ayat Quran pada suatu malam, tidaklah dituliskan dia daripada golongan yang lalai.”

GOLONGAN YANG INGAT

AL-ZAKIRIN: Pembaca sekitar 10-49 ayat.
Kata Abi Said Al-Khadari yang bermaksud: ” Siapa membaca pada suatu malam sepuluh ayat Quran adalah dituliskan daripada golongan ingat.”

GOLONGAN PEMELIHARA

AL-HAFIZIN: Pembaca 50-99 ayat.
Sahabat nabi, Tamim Ad-Dhari dan Fadholah bin Abid pernah berkata yang maksudnya: ” Siapa membaca 50 ayat Quran pada suatu malam, adalah dituliskan daripada golongan pemelihara-penghafal Quran.”

GOLONGAN SETIAWAN

AL-QANITIN: Pembaca sekitar 100-199 ayat.
Ibnu Umar berkata: “Siapa membaca Quran pada suatu malam sebanyak seratus ayat adalah dituliskan dia daripada golongan Setiawan.”

Tamim Ad-Dhari menerangkan bahawa Rasulullah saw telah bersabda: “Siapa membaca 100 ayat Quran pada suatu malam nescaya dituliskan pahala dia mendirikan ibadah (sepenuhnya) pada malam itu.”

GOLONGAN JIAWAN

AL-FAIZIN: Pembaca 200-299 ayat.
Abdullah bin Omar berkata: “Siapa membaca pada suatu malam sepuluh ayat Quran tidaklah dituliskan dia daripada golongan yang lalai. Siapa membaca pada suatu malam 100 ayat Quran adalah dituliskan dia daripada golongan Setiawan dan siapa membaca 200 ayat Quran adalah dituliskan dia daripada golongan Jiawan.”

GOLONGAN JUTAWAN

AL-MUQANTIRIN: Pembaca 300-1000 ayat.
“Siapa membaca pada satu malam tiga ratus ayat Quran adalah dituliskan baginya satu Qinthar dan siapa membaca tujuh ratus ayat, Tidaklah aku mengetahui lagi akan pembalasannya.” demikian kata Abdullah.

Hasan menerangkan bahawa Rasulullah saw telah bersabda: “Siapa membaca Quran pada suatu malam 100 ayat, tidaklah ia dibantahi oleh Quran pada malam itu, Siapa membaca Quran pada suatu malam 200 ayat nescaya dituliskan dia orang yang mendirikan peribadatan malam (ibadah sepenuh malam). dan seterusnya siapa membaca Quran pada suatu malam 500 ayat sampai meningkat 1000 ayat, adalah ia berpagi-pagi memperolehi 1 Qinthar diakhirat.” Mendengar itu sahabat-sahabat pun bertanya: “Berapakah satu Qinthar itu?” Nabi menjawab: “12000.”

Abi Ad-Darda menyebutkan persabdaan nabi saw: “Siapa membaca 1000 ayat Quran adalah dituliskan dia memperoleh 1 Qinthar pahala sedang satu Qirathnya adalah seperti Changkat yang besar”.

Tamim Ad-Dhari dan Fadholah bin Abid pula berkata: “Siapa membaca 1000 ayat Quran pada suatu malam, adalah dituliskan untuknya 1 Qinthar, sedang 1 Qirath daripada Qinthar itu adalah lebih baik daripada dunia dan isinya dan ia memperoleh lagi pahala mengikut apa-apa yang dikehendaki Allah”.

Sabda rasulullah saw: “Siapa kerap membacakan 10 ayat Quran tidaklah dituliskan daripada golongan yang lalai, Siapa membacakan 100 ayat Quran adalah dituliskan daripada golongan Setiawan dan siapa membacakan 1000 ayat Quran nescaya dituliskan daripada golongan Jutawan”. (H.D Abi Daud M. Abdullah bin Amru bin Al-Ash)

Orang yang tetap bersolat (fardhu Maghrib dan Isya’ maka mereka biasanya mencapai tingkat atau golongan pemelihara yaitu orang yang membacakan pada setiap malam tidak kurang daripada 50 ayat Quran (termasuk bacaan surah-surah pendek yang dibacakan sesudah Al-Fatihah pada rakaat pertama dan kedua pada solat Maghrib dan Isya’.)


Credit : http://jalanakhirat.wordpress.com/2010/03/17/darjat-kita-membaca-al-quran/

Keajaiban Selawat


                     Dari hadith: [An-Nasa'iy/ 1292, sahih]

              اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ 
                     Allahumma salli `ala muhammadin wa`ala ali muhammad
     "Ya Tuhan kami, selawatkanlah ke atas Nabi Muhammad dan ke atas keluarganya"

Apakah pentingnya selawat? Kenapa semua orang berselawat? Besar sangatkah selawat itu? Mari kita sama-sama selidik kebesaran selawat ini. Tak seronoklah berselawat bila kita tak tahu kelebihan-kelebihan selawat. Oleh itu,baik kita akan membincangkan tentang keajaiban selawat.


1. Sabda Rasullah SAW: Barangsiapa yang berselawat ke atasku sekali, nescaya Allah akan turunkan rahmat ke atasnya 10 kali ganda – (Hadis Riwayat Muslim.)


2. Allah akan hapuskan dosa-dosa kecil dengan kita mengamalkan berselawat sebanyak 11 kali setiap kali selesai menunaikan solat fardu.


3. Jodoh ditentukan oleh Allah. Amalkan selawat 100 kali sehari, insyaAllah akan dipermudahkan bertemu jodoh sama ada lelaki @ wanita.


4. Setiap penyakit ada penawarnya. Bacalah selawat 7 kali pada air dan minum. Insya Allah, perut yang sakit atau memulas akan sembuh.


5. Sesiapa yang amal membaca selawat 3 kali setiap selepas solat 5 waktu akan dihilangkan kebuntuan fikiran dalam menghadapi apa jua masalah.


6. Amalkan membaca selawat sebanyak 1000 kali sehari, insya Allah akan dikurniakan kebijaksanaan pemikiran. Di samping itu berusahalah untuk menerokai pelbagai ilmu.


7. Sesiapa yang mengamalkan berselawat 11 kali setiap hari, dengan izin Allah dirinya akan lebih dihormati dan dihargai oleh orang lain.


8. Menurut Sayyid Ahmad Dahlan, sesiapa yang berselawat walau sekali pada malam Jumaat, saat mautnya kelak akan dipermudahkan Allah seperti yang dihadapi oleh para nabi.


9. Sesiapa yang berselawat 41 kali sehari, Insya Allah akan dihindarkan daripada sifat tercela seperti hasad dengki dan sebagainya dalam dirinya.


10. Sesiapa yang amalkan berselawat 1000 kali pada malam Jumaat, insya-Allah akan beroleh kebahagiaan sama ada di dunia mahu pun di akhirat.


11. Amalkan selawat 11 kali tiap kali selesai solat fardu kerana Allah akan mengindahkan akhlaknya menjadi lebih disenangi di kalangan orang lain.


12. Berselawat 33 kali sehari dapat menjernihkan hati, mudah memahami akan sesuatu ilmu yang diajarkan, di samping beroleh ketenangan fikiran.


13. Sesiapa yang berselawat tak kiralah banyak mana hitungannya setiap hari akan dapat keberkatan dalam apa jua dengan syarat ia berusaha mencari keredhaan-Nya.


14. Amalan berselawat sebanyak yang mungkin setiap hari menjamin keselamatan hidup dan pertolongan Allah, lebih-lebih lagi pada saat kita menghadapi kesukaran hidup.


15. Menurut Syibab Ahmad, sesiapa berselawat 3 kali setiap selesai solat Subuh, Maghrib & Isyak, Allah akan menghindarkannya daripada sebarang bencana.


16. Sesiapa yang amalkan berselawat sebanyak 1000 kali setiap hari, Allah akan memeliharanya daripada sebarang ancaman musuh serta bahaya fitnah.


17. Amalan berselawat secara teratur setiap hari mampu membersihkan kekeruhan jiwa, dipermudahkan Allah akan segala urusan dan mendapat keampunan daripadaNya.


18. Menurut As-Shawi, sesiapa yang membaca selawat secara rutin, akan terpelihara hatinya daripada gangguan serta tipu daya syaitan yang melalaikan.


19. Membaca selawat 10 kali pada setiap waktu pagi dan petang akan memperolehi keredhaan serta dijauhkan diri daripada mendapat kemurkaan Allah.


20. Sesiapa yang membaca selawat sebanyak 7 kali selama 7 Jumaat berturut-turut, ia bakal mendapat syafaat (pertolongan) daripada baginda SAW.


21. Menurut Al-Hafiz Dimyati, sesiapa yang berhajat menemui Nabi SAW dalam mimpinya maka amalkan membaca selawat sebanyak 70 kali sehari.


22. Ada riwayat yang menyatakan bahawa amalan berselawat 80 kali tiap selepas solat Asar pada hari Jumaat, insya-Allah akan dihapuskan dosa-dosa kecil seseorang.


23. Sesiapa yang sering mengamalkan berselawat pada setiap hari, Allah akan bukakan pintu rahmat dan rezeki yang tidak disangka-sangka baginya.


24. Jiwa yang resah gelisah dapat ditenangkan dengan zikir, termasuklah berselawat sekerap yang mungkin kerana Allah itu Maha Luas rahmat-Nya.


25. Ulamak berpendapat, sesiapa yang mengamalkan selawat saban hari tak kira berapa hitungannya, insya-Allah dihindarkan daripada taun dan wabak penyakit berbahaya yang lain.


26. Membaca selawat 1000 kali selepas solat hajat 2 rakaat mampu menghilangkan keresahan, rasa dukacita serta dikabulkan Allah akan hajatnya.


27. Menurut para ulama, sesiapa yang inginkan saat kematiannya dalam kesudahan yang baik, maka berselawatlah sebanyak 10 kali setiap selesai solat Maghrib.


28. Para Ulamak berpendapat, Allah akan sempurnakan hajat yang baik dengan sentiasa berselawat 40 hingga 100 kali setiap hari, diikuti dengan usaha yang berterusan.


29. Sabda Nabi SAW: Barangsiapa yang berselawat kepadaku sebanyak 100 kali pada hari Jumaat, maka ia akan datang pada hari kiamat dengan keadaan bercahaya – Hadis Riwayat Abu Naim.


30. Sabda Nabii SAW: Barangsiapa berselawat kepadaku 10 kali pada waktu pagi dan 10 kali pada waktu petang tiap hari, ia akan beroleh syaafaatku pada hari kiamat – Hadis Riwayat Thabrani


Demikianlah betapa banyaknya ganjaran bagi orang-orang yang berselawat. Oleh itu, marilah kita perbanyakkan selawat dan salam ke atas baginda Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. Mudah-mudahan kita tergolong dalam orang-orang yang beruntung di dunia dan di akhirat, insya-Allah.


Credit :  http://jalanakhirat.wordpress.com/2010/03/01/keajaiban-selawat-2/

Tuesday 17 January 2012

Penciptaan Alam Dalam Enam Hari ?


Kejadian langit dan Bumi melalui fasa-fasa tertentu. Dalam surah Hud ayat 7, Allah berfirman "Dan dia yang mencipta langit dan Bumi dalam mas enam hari dan adalah Arasynya di atas air.." Ayat ini menjelaskan berkenaan dua perkara. Pertama, ia menjelaskan kejadian langit dan Bumi melalui pelbagai peringkat. Kedua, proses kejadian Langit dan Bumi melahirkan air dan Arasy Allah berada di atas air.

Semasa menjelaskan mengenai masa yang diambil bagi kejadian langit dan Bumi (iaitu enam hari), Allah menggunakan perkataan ayyaam. Mengikut Hans Wehr A Dictionary of Modern Written Arabic oleh J Milton Cowan, perkataan ayyaam bermaksud 'age, era, time' iaitu 'umur,era,masa'. Justeru ungkapan 'enam hari' yang terdapat dalam ayat ini bukan bermaksud enam hari seperti yang kita fahami pada hari ini. Sebaliknya ia bermaksud 'enam masa atau pun enam peringkat masa'. Hal ini mudah kita fahami apabila kita mengetahui hari-hari di sisi Allah adalah berbeza mengikut dimensi yang berbeza. Kadangkala satu hari di sisi Allah menyamai 50 ribu tahun mengikut kiraan dunia. Sebagai contoh dalam surah al-Ma'arij, ayat 4 Allah menyatakan "Malaikat-malaikat dan Jibrail naik (menghadap) kepada tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun."

Justeru, hari mengikut kiraan manusia di Bumi adalah berbeza dengan hari di alam yang berbeza dengan dimensi yang berbeza. Konsep ini adalah selari dengan sains berdasarkan konsep Pengembangan Masa atau Time Dilation yang dikaitkan dengan Teori Relativiti Albert Eintein.

Justeru, Syed Qutb di dalam Fi Zilal al-Quran berkata, "Tidak syak lagi yang dimaksudkan dengan hari dalam ayat ini adalah hari-hari yang ditetapkan Allah, dia sahaja yang tahu kadar masanya. Ia bukan hari-hari yang dihitung manusia di Bumi ini."
Hamka di dalam Tafsir al-Azhar pula berkata, "Hari (dalam ayat ini) adalah hari Allah, Tuhan sekalian alam. Ia adalah hari meliputi seluruh alam dan bukannya hari yang dikira menurut peredaran Bumi mengelilingi matahari yang hanya memakan masa 24 jam. Berjuta-juta bintang di langit mempunyai hari-harinya sendiri, mengikut edarannya mengelilingi matahari. Ada antaranya yang lebih panjang daripada hari di Bumi dan ada juga yang lebih pendek. Maka hari sebelum Bumi tercipta sudah pasti berbeza dengan hari sekarang ini.




Credit : http://astronomi-falak.blogspot.com/2009/05/penciptaan-alam-dalam-enam-hari.html

Monday 16 January 2012

Sifat 20

Sifat-sifat Allah yang wajib diketahui oleh orang-orang Islam yang terkandung di dalam al-Quran berjumlah 20 sifat. Termasuk juga sifat-sifat Mustahil yang wajib diketahui. Hamba ingatkan untuk diri hamba...kita mula,


1
SIFAT WAJIB : WUJUD
MAKNA : Ada
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu ada. Mustahil Allah itu tiada.

2
SIFAT WAJIB :QIDAM
MAKNA : Sedia
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu sedia ada. Mustahil didahului oleh Adam (tiada)

3
SIFAT WAJIB : BAQA
MAKNA : Kekal
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu bersifat kekal. Mustahil ia dikatakan fana (binasa)

4
SIFAT WAJIB : MUKHALAFATUHU LILHAWADIS
MAKNA : Tidak sama dengan yang baharu
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu tidak mempunyai sifat-sifat yang baharu yakni dijadikan dan dihancurkan. Mustahil bersamaan dengan yang baharu.

5
SIFAT WAJIB : QIYAMUHUU BINAFSIH
MAKNA : Berdiri dengan dirinya sendiri
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu bersendiri. Mustahil tidak berdiri dengan dirinya sendiri atau berdiri pada lainnya.

6
SIFAT WAJIB : WAHADAANIYAT
MAKNA : Esa
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu Maha Esa Dzat-Nya, Esa sifat-Nya dan esa juga perangai-Nya. Mustahil ia mempunyai Dzat, sifat dan perangai yang berbilang-bilang.

7
SIFAT WAJIB : QUDRAT
MAKNA : Kuasa
SIFAT MUSTAHIL : Alah Taala itu Maha Berkuasa. Mustahil Allah itu lemah atau tidak berkuasa.

8
SIFAT WAJIB : IRADAT
MAKNA : Menentukan
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu Menentukan segala-galanya. Mustahil Allah Taala itu terpaksa dan dipaksa.

9
SIFAT WAJIB : ILMU
MAKNA : Mengetahui
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu amat mengetahui segala-galanya. Mustahil Allah tidak mengetahui.

10
SIFAT WAJIB : HAYAT
MAKNA : Hidup
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu sentiasa hidup yakni sentiasa ada. Mustahil Allah Taala itu tiada atau mati.

11
SIFAT WAJIB : SAMA
MAKNA : Mendengar
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu tidak tuli (pekak). Mustahil Allah tuli atau tidak mendengar.

12
SIFAT WAJIB : BASAR
MAKNA : Melihat
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu sentiasa melihat. Mustahil Allah Taala itu buta.

13
SIFAT WAJIB : KALAM
MAKNA : Berkata-kata
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu berkata-kata. Mustahil Allah Taala itu tidak bercakap atau bisu.

14
SIFAT WAJIB : QOODIRUN
MAKNA : Maha Kuasa
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu amat berkuasa sifatnya. Mustahil bagi Allah memiliki sifat lemah atau tidak berkuasa.

15
SIFAT WAJIB : MURIIDUN
MAKNA : Menentukan
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu berkuasa menentukan apa yang dikehendakinya. Mustahil sifatnya terpaksa atau dipaksa.

16
SIFAT WAJIB : AALIMUN
MAKNA : Maha Mengetahui
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu maha mengetahui. Mustahil Allah Taala itu jahil atau tidak mengetahui.

17
SIFAT WAJIB : HAYUUN
MAKNA : Hidup
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu Maha Hidup dan menghidupkan alam ini. Mustahil pula Allah itu mati.

18
SIFAT WAJIB : SAMI'UN
MAKNA : Mendengar
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu maha mendengar. Mustahil jika Allah Taala tidak mendengar atau tuli.

19
SIFAT WAJIB : BASIIRUN
MAKNA : Melihat
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu melihat semua kejadian di muka bumi. Mustahil jika sifat Allah itu tidak melihat atau buta.

20
SIFAT WAJIB : MUTAKALLIMUN
MAKNA : Maha Berkata-kata
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu berkata-kata. Mustahil jika Allah Taala bisu atau tidak boleh berkata-kata.